Idham Arsyad, adalah mantan aktivis mahasiswa di Makassar yang memilih perjuangannya di gerakan sosial, bersama petani, nelayan dan masyarakat adat. Rekam jejak perjuangannya yang panjang telah menjadikannya sebagai sosok yang visioner dan berdedikasi. Tulisan ini tak akan mampu menceritakan satu persatu rekam jejaknya, anda bisa menggunakan mesin pencari “Google” untuk mendalami dan mengenal lebih jauh sosok Idham Arsyad.
Sejumlah prestasi telah ia torehkan, diantaranya terlibat aktif mendorong lahirnya Undang-Undang No.6/2014 tentang Desa, ikut membantu merumuskan RUU Hak-Hak Atas Tanah (2012), RUU Peradilan Agraria (2014), RUU Pertanahan (2015), RUU Masyarakat Adat (2013 – 2018).
Kawan seperjuangan menyapanya Bogel. Mantan Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA). Dibawah nahkoda kepemimpinannya KPA menjadi organisasi gerakan terdepan dalam memperjuangkan Reforma Agraria.
Idham Arsyad tumbuh dan berkembang di pesantren dan menyelami ilmu keagamaan. Soal kerasnya perjuangan hidup jangan dipertanyakan, adakah yang lebih buruk dari menjadi Yatim Piatu sejak usia muda? Namun hal itu bukanlah alasan untuk berhenti berjuang, Idham Arsyad benar-benar membangun hidupnya dari bawah. Perjalanan hidup membentuk Idham sebagai insan yang matang dan peduli dengan sesama. Terbukti Idham Arsyad telah menorehkan jejak-jejak perjuangan di kalangan Petani, Nelayan dan Masyarakat Adat.
Idham Asyad pribadi yang selalu berbicara dengan tutur yang santun namun bisa sangat keras dalam urusan mempertahankan prinsip.
Pertama kali ia memasuki arena politik elektoral pada Pemilu 2014. Dan dinobatkan sebagai sosok calon legislatif pilihan oleh Majalah Tempo. Sayang, pada saat itu ia kurang suara untuk melenggang ke Senayan. “Dalam politik, lebih baik hampir kalah dibanding hampir menang”, kelakarnya. Ungkapan yang menggambarkan kematangan psikologisnya dalam menyikapi persaingan politik yang seringkali tidak masuk akal sehat.
Di Pemilu 2019, Idham Arsyad kembali maju sebagai calon anggota DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa Nomor Urut 2 – Dapil III Sulawesi Selatan, kampung halamannya. Ia tidak sendiri, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) menugaskannya berjuang di Senayan. Untuk memastikan Negara hadir melalui kebijakan dan program-programnya untuk melindungi, menghormati dan memenuhi hak-hak Petani, Nelayan dan Masyarakat Adat.
Keteguhan, ketulusan dan keberaniannya adalah kekuatan untuk berhadapan dengan para bandit dan badut di arena politik hukum di Senayan. Kehadirannya di Senayan akan membawa perubahan Indonesia. Memilih Idham Arsyad adalah investasi terbaik untuk masa depan Sulawesi Selatan dan Indonesia.
Leave a Reply