Rekam Jejak Perjuangan Wahyullah

WAHYULLAH, pemuda kelahiran Sinjai, 3 April 1988. Wahyu mendedikasikan sebagian masa muda nya untuk perjuangan meretas pengabaian hak-hak Masyarakat Adat, di Kabupaten Sinjai. Ia lahir dari keluarga yang memiliki pemahaman agama yang kuat, ayahanda Mustamin Bin Tebong (almarhum) adalah sosok yang dikenal sebagai Guru Sekolah Dasar yang hampir disukai oleh semua orang terkhusus ditempat beliau pernah mengajar. Ibunya Ramlah Binti Timbang yang lahir dari perpaduan dua klan antara Kaloling dan Tondong yang kemudian mempelopori terbentuknya Kampong Patohoni yang saat ini masuk wilayah administratif Desa Palae. Selain sebagai ibu rumah tangga kesehariannya dihabiskan untuk memperkaya ilmu pengetahuan agamanya di Kompleks Pesantren Darul Istiqamah Puce’e. Dua sosok hebat ini yang kemudian membesarkan dan menempah Wahyu hingga saat ini.

Wahyullah merupakan anak ke 6 dari 11 bersaudara, ia dibesarkan di sekitaran kompleks pesantren Darus Itiqamah Puce’e, kemudian menempuh pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Puce’e Sinjai Selatan. Setelah menyelesaikan pendidikan pesantrennya, Wahyu melanjutkan pendidikan Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Panreng Sinjai Utara. Menempuh pendidikan selama 3 tahun, ia kembali melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sinjai Selatan, karena keterbatasan biaya untuk menempuh gelar pendidikan yang lebih tinggi Wahyullah sempat mengnggur beberapa tahun, kemudian mendaftar di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP) Muhammadiyah Sinjai.

Selama menjadi Mahasiswa di Sinjai, ia banyak terlibat dikegiatan-kegiatan sosial termasuk terlibat advokasi ancaman lingkungan dan relokasi Masyarakat dari Izin Eksplorasi Tambang Bonto Katute yang dikenal dengan sebutan FRONT GERTAK (Gerakan Tolak Tambang Bonto Katute). Areal eksplorasi tambang turut menggerus salah satu wilayah Masyarakat Adat di Kabupaten Sinjai. Selama 3 tahun lamanya Wahyu getol menolak eksplorasi tersebut. Alhasil perjuangan menolak Izin Eksplorasi Tambang Bonto Katute seluas 24.830 Ha berhenti pada tahun 2013.

Wahyullah dikenal sebagai sosok pemimpin Organisasi Kemahasiswaan, ia pernah menjabat ketua Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara (HIMARA) pada Priode 2009-2010, kemudian menjabat sebagai ketua Mahasiswa Pecinta Alam Perguruan Tinggi Muhammadiyah (MAPALA PTM) Sinjai. Pada periode 2011-2012, setelah itu menjabat Sekertaris Dewan Mahasiswa STISIPM Sinjai 2012-2013.

Kemudian di tahun 2013-2016, Wahyullah bergabung dengan organisasi gerakan Masyarkat Adat dan menjabat sebagai Kepala Bidang OKK Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sinjai. Melalui organisasi ini Wahyu sangat aktif memperjuangkan Hak-hak Masyarakat Adat.

Melalui amanah dari Masyarakat Adat di Kabupaten Sinjai Wahyullah terpilih sebagai ketua BPH AMAN Daerah Sinjai sebagai organisasi masyarakat adat terbesar di Dunia, sampai saat ini Wahyullah telah memimpin AMAN Sinjai, di kepemimpinannya Wahyullah telah berhasil mengidentivikasi 3 Komunitas Adat di Sinjai dan telah melaksanakan pemetaan di Wilayah Adat tersebut.

Atas konsistensi Wahyullah berjuang bersama Masyarakat Adat. Ia berhasil mempelopori lahirnya Peraturan Daerah tentang Pengakuan dan Perlindungan Hak-hak Masyarakat Adat (PERDA PPHMA) di Kabupaten Sinjai, yang telah di tetapkan pada rapat paripurna DPRD Kab. Sinjai pada 19 Desember 2018 yang lalu.

Menurutnya meski telah memiliki PERDA PPHMA bukanlah akhir dari sebuah perjuangan Masyarakat Adat di Kab. Sinjai, namun ini baru tahap awal perjuangan Masyarakat Adat. Masih banyak hal yang harus diperjuangkan untuk memastikan hak Masyarakat Adat dapat terpenuhi.

“Perjuangan ini adalah perjuangan hak atas Tanah yang selama ini di klaim sebagai kawasan hutan oleh Negara selama puluhan tahun dan mempersempit ruang hidup masyarakat, perjuangan identitas bangsa dan kearifan lokal yang semakin hari semakin tergerus oleh modernisasi dan pembangunan yang tidak berpihak pada masyarakat marginal, ada letak ketidak adilan disana, kita harus keluar dari situasi itu” tegasnya Wahyu.

Menapaki Pemilu tahun 2019, atas dorongan dari Masyarakat Adat di Kabupaten Sinjai Wahyullah memutuskan untuk bertarung memperebutkan suara masyarakat khususnya di Daerah Pemilihan 3 Sinjai Selatan dan Sinjai Borong.

Wahyullah mencalokan  diri sebagai Calon Legislatif melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Nomor Urut 6 (enam), menurut salah seorang tokoh Masyarakat Adat Komunitas Barambang Katute, Ismail mengatakan untuk mencapai  perjuangan, kita sebagai Masyarakat Adat harus mengutus perwakilan untuk mewakili Hak Politik kita di DPRD.

Tidak hanya dorongan dari Masyarakat Adat, teman-teman Aktivis lingkungan dan keluarga juga mendorong agar Wahyullah ikut bertarung dalam pemilihan CALEG DPRD Kab. Sinjai untuk priode 2019-2024. Memilih Wahyullah adalah investasi terbaik untuk perjuangan Masyarakat Adat di Kabupaten Sinjai.

Penulis : Muh. Takdir

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*